Saturday, August 28, 2010

Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan momentum peningkatan kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa dan ladang amal bagi orang-orang shaleh. Terutama, sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Sebagian ulama kita membagi bulan ini dengan tiga fase: fase pertama sepuluh hari awal Ramadhan sebagai fase rahmat, sepuluh di tengahnya sebagai fase maghfirah dan sepuluh akhirnya sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Dari ummul mukminin, Aisyah ra., menceritakan tentang kondisi Nabi saw. ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan: “Beliau jika memasuki sepuluh hari terkahir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.”

Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:

Sebab pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw. berdo’a:

Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”

Jadi, yang penting adalah hendaknya setiap manusia meangakhiri hidupnya atau perbuatannya dengan kebaikan. Karena boleh jadi ada orang yang jejak hidupnya melakukan sebagian kebaikan, namun ia memilih mengakhiri hidupnya dengan kejelekan.

Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.

Sebab kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt.

“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan.”

Dalam hadits disebutkan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan di dalamnya ada lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan darinya maka ia diharamkan mendapatkan kebaikan seluruhnya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali ia benar-benar terhalang -mahrum-.”

Al qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan.
Apa yang disunnahkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari akhir Ramadhan?

Adalah qiyamullail, sebelumnya didahului dengan shalat tarawih dengan khusyu’. Qira’atul qur’an, dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, istighfar, do’a, shalawat atas nabi dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang lainnya.

Semoga Allah swt. menerima amal kebaikan kita. Amin
( http://halaqah.net/v10/index.php?page=67 )

Monday, August 23, 2010

MENJADIKAN KULIAH SEBAGAI IBADAH

Dalam masyarakat, termasuk di kalangan ulama-ulama serta mubaligh-mubalighnya, sepertinya telah menjadi darah daging sebuah pernyataan yaitu: "Kejarlah akhirat, tapi kejar pula dunia. Fifty-fiftylah, 50% untuk dunia, 50% untuk akhirat".

Pada mereka yang berfahaman fifty-fifty ini hanya dengan melaksanakan sembahyang, haji, puasa, doa, baca Al Quran itu saja yang dikiranya amalan akhirat. Sedangkan bila bertani, berdagang, berkebun, berternak, menjadi pejabat, pekerja pabrik, memimpin masyarakat dianggap sebagai amalan dunia. Dengan demikian amalan dunia itu tidak perlu lagi diselaraskan dengan ajaran Islam. Seolah-olah amalan dunia dan amalan akhirat itu terpisah. Perkara dunia sendiri, perkara akhirat sendiri.

Kekeliruan ini perlu dibetulkan. Mari bersama-sama kita kaji ketidakbenaran dalam memberikan pengertian dunia dan akhirat. Sebelum itu, mari kita lihat pengertiannya yang sebenarnya satu persatu.

Apa itu dunia? Dunia yang dimaksudkan di sini ialah sesuatu yang dibuat atau dikerjakan yang tidak mendatangkan pahala di akhirat atau tidak mendapat keredhoaan ALLAH SWT.

Apa itu akhirat? Akhirat ialah sesuatu perkara yang dibuat atau yang dikerjakan sehingga kita mendapat pahala dan ganjaran atau mendapat keredhaan ALAH SWT. Amalan atau pekerjaan akan menjadi amalan akhirat bila mengikuti lima syarat berikut:

1. Niatnya betul.
2. Perkara yang hendak dilakukan tidak melangar syariat
3. Pelaksanaan mengikuti syariat
4. Hasilnya tidak digunakan untuk hal yang melanggar syariat
5. Tidak meninggalkan ibadah asas dalam ajaran Islam (Shalat, Puasa, Zakat).

Tegasnya, sesuatu perkara atau pekerjaan yang kita laksanakan akan jadi amalan akhirat (diberi pahala) bila memenuhi lima syarat tadi. Jika sebaliknya, jadilah amalan itu sebagai amalan dunia. Artinya tidak mendapat keredhaan ALLAH SWT (ia tidak dapat pahala). Bahkan adakalanya amalan tersebut bisa membawa kepada dosa.

Sekarang kita lihat bagaimana kegiatan kuliah yang kita jalani bisa menjadi sebuah ibadah kepada ALLAH dan menjadi amalan akhirat.

1. Niatnya betul Niat yang benar dalam menuntut ilmu adalah untuk merasakan kebesaran Tuhan. Boleh juga berniat untuk melepaskan diri dari kebodohan atau menuntut ilmu fardhu kifayah sehingga dapat menyelesaikan masalah umat Islam dalam bidang ekonomi, sains dan teknologi, dan seni budaya. Jangan belajar karena menginginkan gaji, nama atau pangkat, untuk bermegah-megah dan ingin masyhur. Ketika diniatkan besok kalau lulus bisa kerja di perusahaan multi nasional dan bisa dapat gaji, maka kuliah selama 4 tahun (kalau lancar) hanya akan jadi amalan dunia dan tidak akan berarti apa-apa di akhirat.

2. Ilmu yang dipelajari mesti sah mengikut syariat dan tidak melanggar syariat. Contohnya: ilmu usuluddin, fiqih, kedokteran, engineering, pertambangan, dan lain-lain. Jangan belajar ilmu yang haram seperti ilmu sihir.

3. Pelaksanaannya mengikuti syariat Islam. Umpamanya tidak bergaul bebas lelaki Perempuan, tidak membuka aurat.

4. Hasil dari belajar tadi, ilmunya digunakan untuk manfaat diri dan masyarakat. Masyarakat jadi cerdik dan tidak jahil dengan adanya mereka. Baik dengan lahirnya pakar-pakar dalam Ilmu Islam atau ilmu kemahiran seperti engineer, perawat, dokter, guru, peneliti, dan berbagai spesialisasi lainnya. Dengan demikian, semua ini dapat membantu membangun syiar Islam di semua aspek kehidupan dan Islam akan jadi mulia dengan adanya ahli-ahli ilmu yang bertanggungjawab.

5. Dalam belajar tadi, jangan sampai meninggalkan ibadah-ibadah yang asas seperti mempelajari ilmu fardhu ain, sembahyang, dan puasa. Terkadang, karena sibuk belajar dalam kuliah atau mengerjakan tugas, shalat kita lalaikan atau dilaksanakan di akhir waktu. Jika demikian adanya, walaupun 4 syarat terdahulu sudah dapat dilaksanakan tetapi ketika syarat terakhir ini diabaikan maka belajar kita hanya akan jadi amalan dunia saja.

Sunday, August 15, 2010

Kepengurusan Al-Bithruulu 2010



Ketua : Arief Hidayat

Divisi-Divisi :

I. Administrasi (Kadiv : Ahmad Huzair )

- Sekretaris (Umi)

- Bendahara (Fahmi, Berto Zul Hakim)

- Badan Rumah Tangga (Bakti Kurniawan, Arta)

II. Annisa (Kadiv : Zylva, Anggota : Dita Sekar, Susi)

III. Mentoring dan Kaderisasi (Kadiv : Novan)

(Anggota : M.Ubaidillah, Bagus, Rozi, Ived, Nurudin)

IV. Syiar (Kadiv : Ilham Rusdiana)

(Anggota : M.Riza Zakaria, Aldie Syafaat, Syaiful, Afrizal, Lamda)

Program Kerja

I. Divisi Administrasi

A. BRT (Badan Rumah Tangga)

Program kerja:

1. Merawat dan mengkondisikan mushola TM serta perlengkapan di dalamnya.

2. Membuat mading sebagai sarana informasi internal dan eksternal Al-Bithrulu kepada seluruh muslim TM.

3. Membuat perpustakaan islami sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan wawasan muslim TM.

B. Sekretaris

Jobdesk:

1. Mengarsipkan surat – surat masuk dan surat – surat keluar Al-Bithrulu.

2. Mencatat resume rapat dan laporan kegiatan Al-Bithrulu

3. Menyimpan semua arsip dan catatan, baik berupa hardcopy maupun softcopy.

C. Bendahara

Jobdesk:

1. Mengatur anggaran masuk dan anggaran keluar surat – surat.

2. Mengatur pengadaan kotak infaq.

3. Mengatur pengadaan jaket Al-Bithruulu untuk muslim TM.

II. Divisi Annisa

Jobdesk

1. Mentoring mingguan khusus akhwat TM

2. Rihlah

III. Divisi Mentoring dan Kaderisasi

Jobdesk

1. Tahsin

2. Tahfidz

3. Mentoring

4. Pelatihan Bahasa Arab

5. Temu rutin Divisi

6. Pertemuan dan Koordinasi Gamais Pusat

7. Training diniyah

8. Controlling kondisi tarbiyah

IV. Divisi Syiar

Jobdesk

1. Ta’lim, setahun minimal tiga kali

2. Buletin Al Bithruulu, terbit 2 minggu sekali

3. Pembuatan blog, FB, milis Al Bithruulu.